Bau mulut atau halitosis adalah masalah yang cukup umum dialami oleh banyak orang. Meskipun sering dianggap remeh, bau mulut yang tak kunjung hilang bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. PAFI MENGGALA (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) ingin mengedukasi masyarakat mengenai penyebab bau mulut yang persisten, serta penyakit-penyakit yang dapat memicu kondisi ini. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami bau mulut yang tak hilang, sebaiknya waspada dan perhatikan apakah ada tanda-tanda dari tiga penyakit berikut ini.

1. Penyakit Gigi dan Gusi: Penyebab Utama Bau Mulut

Salah satu penyebab paling umum bau mulut yang tak hilang adalah masalah pada gigi dan gusi. PAFI MENGGALA mengingatkan bahwa kebersihan mulut yang buruk bisa menjadi sarang bakteri, yang menghasilkan senyawa belerang yang memiliki bau tidak sedap. Beberapa kondisi yang berhubungan dengan masalah gigi dan gusi yang dapat menyebabkan bau mulut antara lain:

  • Gigi berlubang: Gigi yang berlubang atau kerusakan gigi memungkinkan makanan terselip di dalamnya, yang kemudian membusuk dan memproduksi bau tidak sedap. Selain itu, bakteri yang berkembang biak di sekitar gigi yang rusak juga dapat menyebabkan bau mulut.

  • Gingivitis: Peradangan pada gusi atau gingivitis dapat menyebabkan gusi berdarah, gigi terasa goyah, dan tentunya bau mulut. Gingivitis terjadi ketika plak dan tartar menumpuk di sepanjang garis gusi, menyebabkan iritasi pada jaringan gusi.

  • Periodontitis: Jika gingivitis tidak segera diobati, kondisi ini bisa berkembang menjadi periodontitis, yang lebih serius. Pada kondisi ini, bakteri yang menginfeksi gusi dapat merusak jaringan penyangga gigi, menyebabkan bau mulut yang tak kunjung hilang.

Bau mulut akibat masalah gigi dan gusi biasanya bisa diatasi dengan menjaga kebersihan mulut yang baik, seperti rutin menggosok gigi, menggunakan benang gigi, dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur ke dokter gigi.

2. Penyakit Gastrointestinal: Gangguan Pencernaan yang Mempengaruhi Nafas

Masalah pencernaan atau gangguan pada saluran pencernaan juga dapat menjadi penyebab bau mulut yang persisten. Salah satu kondisi yang sering menyebabkan bau mulut adalah gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit refluks gastroesofageal. PAFI MENGGALA menjelaskan bahwa GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, yang bisa menyebabkan rasa terbakar di dada (heartburn) dan, pada beberapa kasus, menyebabkan bau mulut yang tak hilang.

Selain GERD, gangguan pencernaan lain seperti dispepsia (gangguan pencernaan), gastritis, dan penyakit ulkus peptikum juga bisa berkontribusi pada bau mulut. Proses pencernaan yang terganggu atau masalah pada lambung dapat menghasilkan senyawa tertentu yang memiliki bau tidak sedap. Bahkan, infeksi bakteri di saluran pencernaan seperti Helicobacter pylori juga dapat mempengaruhi bau mulut seseorang.

Jika bau mulut Anda disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, mual, atau muntah, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendiagnosis dan mengobati masalah pencernaan yang mendasari.

3. Penyakit Sistemik: Gangguan Kesehatan Lain yang Dapat Menyebabkan Bau Mulut

Selain masalah mulut dan pencernaan, beberapa penyakit sistemik juga dapat menjadi penyebab bau mulut yang tidak hilang. Penyakit-penyakit ini dapat memengaruhi tubuh secara keseluruhan, dan bau mulut bisa menjadi gejalanya. PAFI MENGGALA ingin menyoroti beberapa penyakit sistemik yang dapat menyebabkan masalah bau mulut, antara lain:

a. Diabetes Mellitus

Bau mulut yang manis atau seperti bau aseton dapat menjadi tanda adanya diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan gula (glukosa) dengan benar, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Ketika tubuh kehabisan insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan efisien, tubuh mulai membakar lemak untuk energi, yang menghasilkan senyawa keton. Ketosis akibat pembakaran lemak ini dapat menyebabkan bau mulut yang khas.

Jika Anda memiliki diabetes dan mengalami bau mulut, segera periksakan kadar gula darah Anda dan pastikan diabetes Anda terkontrol dengan baik.

b. Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan bau mulut yang tajam atau bau amonia. PAFI MENGGALA menjelaskan bahwa ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan penumpukan limbah dalam darah, yang kemudian diekskresikan melalui pernapasan, menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Bau ini sering disebut “napas uremik” karena berbau seperti urin.

Gejala lain dari penyakit ginjal kronis termasuk pembengkakan tubuh, kelelahan, dan penurunan nafsu makan. Jika Anda merasakan gejala-gejala ini disertai dengan bau mulut yang tidak hilang, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan fungsi ginjal.

c. Infeksi Saluran Pernapasan atau Sinusitis

Infeksi pada saluran pernapasan atau sinus juga dapat menyebabkan bau mulut yang tak kunjung hilang. Ketika sinus terinfeksi, lendir yang dihasilkan bisa masuk ke tenggorokan dan mulut, menyebabkan bau tak sedap. Sinusitis kronis dan infeksi tenggorokan bisa menjadi penyebab utama masalah ini. Bau mulut yang disebabkan oleh infeksi sinus ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti hidung tersumbat, sakit kepala, atau demam.

Kapan Harus Ke Dokter?

Jika Anda mengalami bau mulut yang persisten dan tidak hilang meskipun sudah menjaga kebersihan mulut, PAFI MENGGALA menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan. Terutama jika bau mulut disertai dengan gejala-gejala lain seperti nyeri perut, penurunan berat badan yang tidak dijelaskan, demam, atau kelelahan ekstrem, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter atau ahli kesehatan akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan penyebab bau mulut dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Pemeriksaan kesehatan yang tepat waktu dapat membantu mengatasi masalah ini dan mencegah kondisi yang lebih serius.

Bau mulut yang tak kunjung hilang bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius. PAFI MENGGALA (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) mengingatkan bahwa jika Anda mengalami bau mulut persisten, penting untuk memperhatikan apakah ada masalah pada kesehatan mulut, pencernaan, atau bahkan penyakit sistemik lainnya. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dengan menjaga kebersihan mulut yang baik, menghindari makanan yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, serta memantau kondisi kesehatan secara umum, Anda dapat mencegah dan mengatasi masalah bau mulut. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis apabila Anda merasa khawatir tentang kondisi kesehatan Anda.

PAFI MENGGALA berkomitmen untuk terus memberikan informasi kesehatan yang bermanfaat dan membantu masyarakat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.